Fairy tail.

From fairest creatures we desire increase, that thereby beauty's rose might never die

Lucy

But as the riper should by time decease, his tender heir might bear his memory

Natsu

Within thine own bud buriest thy content and, tender churl, makest waste in niggarding

Erza Scarlet

Making a famine where abundance lies, thyself thy foe, to thy sweet self too cruel

Happy

Thou that art now the world's fresh ornament and only herald to the gaudy spring

Pacil On Jumat, 05 Desember 2014

Kali ini ane bakal share artikel tentang guru tercinta ane yaitu Alm.Al Habib Munzir A l Musawa yg diberi gelar Sulthonul qulub atau rajanya hati dari guru beliau yaitu Al Habib Umar bin Hafidz.

Habib Munzir Al Musawa lahir di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum’at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393 H. Ayah Beliau bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatra selatan dan dibesarkan di Makkah Al mukarramah,  kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana. Ayah beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun, pada tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.
Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, Habib Munzir mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan. Lalu ia mengambil kursus Bahasa Arab di LPBA Assalafy Jakarta Timur, kemudian memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian beliau meneruskan untuk lebih mendalami Syari’ah ke Ma’had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman. Selama empat tahun, di sana beliau mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur;an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
Habib Munzir Al Musawa kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dengan mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka beliau membuka majlis.
Awalnya jumlah hadirin hanya sekitar enam orang, namun terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati pendengar sejuk, beliau tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik dengan kehidupan yang Nabawiy.
Kini majlis taklim beliay yang dulu hanya dihadiri enam orang, telah berkembang menjadi berjumlah sekitar tiga ribu hadirin, beliau juga sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta pusat, dan majlis di seputar pulau jawa, yaitu:
Jawa Barat: Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang.
Jawa Tengah: Slawi Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang,
Jawa Timur: Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo.
Bali: Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem.
NTB: Mataram Ampenan
Luar Negeri: Singapura, Johor, Kualalumpur.
Setelah jadwal mulai padat kunjungan keluar jakarta beliau saya cukupkan hanya setahun sekali dengan perintah Guru beliau. Dan Beliau juga telah menjadi Narasumber di beberapa stasiun TV swasta, yaitu di Indosiar untuk acara Embun Pagi tayangan 27 menit, di ANTV untuk acara Mutiara Pagi tayangan 27 menit, RCTI, TPI, Trans TV dan La TV.
Beliau telah membina puluhan majelis di jakarta, yang kesemuanya mendapat giliran jadwal kunjungan sebulan sekali, selain Majelis Induk di Masjid Almunawar Pancoran jakarta selatan yg diadakan setiap senin malam dan setiap malam jumat di kediaman beliau, maka padatlah jadwal beliau setiap malamnya sebulan penuh, namun tuntutan dari wilayah wilayah baru terus mendesak beliau, maka beliau terus berusaha memberi kesempatan kunjungan walaupun dengan keterbatasan waktu.
Habib Munzir Al Musawa meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada hari Minggu 15 September 2013 pukul 15.30 WIB.Kabar duka tersebut disampaikan oleh kakaknya, Habib Nabil Almusawa melalui akun twitter pribadinya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments